banner image

Pale of Blue Dot

Pale of Blue Dot

Tanggal 14 Februari 1990 wahana tanpa awak Voyager 1 hendak memulai perjalanan barunya, yaitu meninggalkan Tata Surya. Setelah 22 tahun berkelana di Tata Surya sejak diluncurkan tahun 1977, wahana itu akan mulai perjalanan antarbintang atau interstellar. Hingga kini pun, setelah 41 tahun sejak peluncurannya wahana itu masih terus bergerak. Meski sudah jauh meninggalkan wilayah orbit planet terluar Tata Surya, Voyager belum lagi meninggalkan “batas” Tata Surya. Ia masih harus menembus wilayah batas solar wind, titik terjauh yang bisa dicapai partikel-partikel yang dihembuskan matahari. Voyager 1 kini berada sejauh 13 milyar km dari bumi, setara dengan 145 kali jarak antara bumi dengan matahari.

Di hari terakhir itu atas permintaan Carl Sagan, Voyager memotret seluruh anggota keluarga Tata Surya. Sebuah potret utuh yang dibuat dari kejauhan. Inilah satu-satunya bukti kebenaran model yang dibuat Copernicus dan Kepler tentang Tata Surya. Selama beberapa abad data tentang gerakan planet-planet dalam Tata Surya dikumpulkan hanya dari ribuan teleskop di muka bumi.

Dari jarak 6 milyar km, posisi Voyager 1 pada hari itu, bumi hanya tampak seperti butiran kecil yang nyaris tak terlihat. Dalam ukuran Tata Surya saja pun bumi ini hanya serpihan kecil. Itu pesan yang ingin dirumuskan Carl Sagan, saat ia meminta NASA untuk membuat potret tadi.

Carl Sagan ingin mengatakan, lihatlah betapa kecilnya rumah tempat tinggalmu itu. Tapi perhatikan betapa berisiknya kamu di dalam rumah itu. Kamu berperang saling menumpahkan darah, untuk menjadi penguasa di rumah kecil itu. 

“The Earth is a very small stage in a vast cosmic arena. Think of the rivers of blood spilled by all those generals and emperors so that in glory and in triumph they could become the momentary masters of a fraction of a dot. Think of the endless cruelties visited by the inhabitants of one corner of the dot on scarcely distinguishable inhabitants of some other corner of the dot. How frequent their misunderstandings, how eager they are to kill one another, how fervent their hatreds. Our posturings, our imagined self-importance, the delusion that we have some privileged position in the universe, are challenged by this point of pale light.”

Carl Sagan
Pale of Blue Dot Pale of Blue Dot Reviewed by syahrulmubarok on Februari 20, 2020 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.