banner image

Siswa Stress Akibat Pembelajaran Daring Selama Pandemic Covid-19



 Siswa Stress Akibat Pembelajaran Daring Selama Pandemic Covid-19 

Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) merupakan penyakit yang menggemparkan dunia, asal penyakit ini diketahui berasal dari Tiongkok tempatnya di Kota Wuhan, yang ditemukan pada Akhir Desember  tahun  2019 (Yuliana, 2020). Virus ini bias ditularkan ke orang lain dan mampu menyebar luas di china bahkan di 190 negara lainnya. Pada Tanggal 12 Maret 2020 WHO memberitahukan bahwa Covid-19 sebagai penyakit pandemik. WHO juga mengumumkan terdapat 634.835 kasus dan 33.106 jumlah kematian di seluruh dunia(Susilo et al., 2020). Hingga tanggal 21 Juni 2020 kasus covid di Indonesia 45.891, yang meninggal 2.456 dan yang sembuh 18.404, (Kemenkes, 2020). Kota Medan juga merupakan kota yang jumlah kasus Covid-19 terus meningkat, ditemukan pada tanggal 29 Mei 2020 jumlah penderita covid mencapai 246, sembuh 86, Pasien dengan pengawasan 89 dan meninggal 21 (Kemenkes,2020)

            Corona virus adalah Virus RNA dengan ukuran partikel 120-160 nm. Awalnya virus ini menginfeksi hewan termasuk diantaranya kalelawar dan unta, seiring berjalannya waktu virus ini menginfeksi manusiayaitu alphacoronavirus 229E, alphacoronavirus NL63, betacoronavirus OC43, betacoronavirus HKU1, Severe Acute Respiratory Illness Coronavirus (SARS-CoV), dan Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV), (Susilo et al., 2020). Covid 19 memiliki pathogenesis dan penularan yang kuat dan bisa di tularkan melaui kontak dengan orang lain yang sudah dinyatakan positif, bisa juga melalui droplet, virus ini juga bias ditemukan melalui Tinja pasien dengan covid 19 namun, penularan melalui fecal belum dapat ditemukan, virus ini dapat bertahan di tinja selama 1-2 hari(Han &Yang, 2020).Gejala awal yang dirasakan penderita adalah demam (98%), batuk (76%), dispnea (55%), mialgia atau kelelahan (44%), produksi dahak (28%), sakit kepala (8%), hemoptisis (5%), dan diare (3%).Hanya satu pasien yang tidak mengalami demam pada tahap awal dari penyakit. Dua belas (29%) kasus mengalami sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS), 5 (12%) mengalami cedera jantung akut, 3 (7%) mengalami cedera ginjal akut (AKI), dan 3 ( 7%) mengalami syok, (Jiang et al., 2020).

Saat ini vaksin untuk virus corona ini masih belum ditemukan namun berbagai negara banyak melakukan penelitian terkait penemuan vaksin virus corona, saat ini upaya yang dilakukan di berbagai negara berbeda-beda termasuk Indonesia, (Balasa, 2020). Upaya yang di lakukan Indonesia dalam menekan penyebaran virus ini adalah melaului sosialisai dan teknik strategi komuniksi dilakukan adalah berupa instruksi meniadakan social distancing dengan menutup car free day, meliburkan sekolah di wilayahnya dan juga melakukan teknik Canalizing, menggandeng rumah sakit dan universitas untuk bekerjasama dalam menangani pencegahan penularan Covid-19  juga melakukan pemeriksaan proaktif dan membangun pusat informasi yang bisa di akses oleh warga terkait informasi dan edukasi mengenai pencegahan penularan virus Covid-19, (Zahrotunnimah, 2020).

Anjuran pemerintah Indonesia dengan melaksanakan social distancing dan meliburkan sekolah, sejumlah kebijakan pun diambil oleh Kementrian Pendidikan salah satunya adalah Pembelajaran melalui Daring (Dalam Jaringan) termasuk di Perguruan Tinggi,  Pembelajaran Daring merupakan pembelajaran jarak jauhdan dilakukan secara online. Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, (2014) tujuan pembelajaran Daring adalah meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, meningkatkan kesamaan dalam mendapatkan mutu layanan pendidikan dan meningkatkan kepastian/keterjaminan mendapatkan mutu layanan pendidikan yang baik.

Pembelajaran daring merupakan salah metode pembelajaran online atau dilakukan melalui jaringan internet. Sistem perkuliahan daring ini dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia melalui Program Kuliah Daring Indonesia Terbuka dan Terpadu (KDITT), (Mustofa et al., 2019).  KDITT merupakan program pemerintah dalam menjangkau pelajar skala nasional (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, 2014: 1). Fasilitas perkuliahan dalam jaringan (Daring) merupakan bagian penting dalam pembelajaran saat ini, karena perkuliahan daring bias menggantikan pembelajran tatap muka saat dosen berhalangan hadir, sehingga proses belajar mengajar tetap berjalan dengan lancar, (Rusdiana & Nugroho, 2020).

Prasayart dalam melaksankan perkuliahan daring juga perlu di persiapkan dan dilengkapi yaitu proses belajar mengajar yang dilaksanakan melalui koneksi internet, tersedianya fasisilitas untuk kaum pelajar dalam layanannya dan tersedianya tutor jika terjadi kesulitan dalam proses belajar, (Mustofa et al., 2019).

Pembelajaran Daring memberikan manfaat bagi mahasiswa dan dosen. Bagi mahasiswa, pembelajran Daring merupakan alternatif belajar dibandingkan pembelajaran konvensional dosen, dimana pembelajaran dapat berlangsung di luar ruang kuliah, membentuk kemandirian belajar, membantu menjadikan belajar sebagai belajar sepanjang hayat dan mendorong untuk berinteraksi antara siswa satu dengan yang lain. Sedangkan bagi dosen, pembelajaran daring mengubah gaya mengajar yang berdampak pada profesionalitas kerja, memberi peluang menilai siswa dan mengevaluasi pembelajaran setiap siswa dan mengeksplorasi diri secara efisien, (Saifuddin, 2018).

Implementasi pembelajaran daring juga mendatangkan manfaat bagi mahasiswa dan perguruan tinggi, manfaatnya adalah adanya kenaikan grafik kualitas perguruan tinggi dan kualitas lulusan, terbentuknya komunitas sharing ilmu todak terbatas dalam satu lokasi, peningkatan komunikasi yang intens antara dosen dan mahasiswa, tidak terbatasnya sumber-sumber belajar serta meningkatnya kualitas dosen dikarenakan mudah dalam mendapatkan akses informasi, (Mustofa et al., 2019).

Adaptasi dari Khoe Yao Tang, karakteristik pembelajaran daring adalah Komunikais dilakukan secara serentak dan tak serentak seperti video conferencing, chats rooms, atau discussion forums, Materi ajar disajikan dalam  entuk teks, grafik dan berbagai elemen multimedia, digunakan untuk belajar pada waktu dan tempat maya, dapat digunakan berbagai elemen belajar berbasis CD-ROM, untuk meningkatkan komunikasi belajar, materi ajar relative mudah diperbaharui, meningkatkan interaksi antar mahasiswa dan fasilitator, memungkinkan bentuk komunikasi belajar formal dan informal, dapat menggunkan beragam sumber belajar luas di internet, (Mustofa et al., 2019).

Kendala pembelajaran daring adalah kurangnya kesiapan mahasiswa dan dosen dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan melalui daring, karena metode pembelajraan seperti ini masih jarang di gunakan, oleh sebab itu butuh adaptasi dalam proses penggunaanya dan butuh sosialisasi untuk proses penggunaanya. Proses adaptasi ini menimbulkan kecemasan bagi mahasiswa setiap melaksanakan perkuliahan, cemas yang dirasakan antara lain adalah cemas akan gangguan jaringan yang membuat system perkuliahan terganggu, kecemasan yang sering dialami ini bias menimbulkan stress bagi mahasiswa, (Hendrastomo, 2008).

Model pembelajaran Daring masih sangat jarang dilakukan oleh beberapa perguruan tinggi mengingat kesiapan kampus dalam melaksanakan perkuliahan daring ini membutuhkan waktu, begitu juga kesiapan mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan daring ini membutuhkan waktu dan proses adaptasi, (Rusdiana & Nugroho, 2020). Proses adaptasi yang dialami seseorang terkadang mampu menimbulkan stress jika seseorang tidak mampu beradaptasi dengan situasi yang dialaminya, (Paramythis & Loidl-Reisinger, 2004).

Stres menjadi penyebab terbesar kedua mahasiwa untuk absen atau tidak mengikuti perkuliahan meskipun dilakukan dalam system pembelajaran Daring, untuk itu dosen perlu mengingatkan mahasiswa tentang kesiapan mereka dalam melaksankan pembelajaran daring yaitu kesiapan mental, jaringan, waktu yang di butuhkan peran kelompok jika melakukan diskusi antar kelompok serta kohesi kelompok, (Lawless & Allan, 2004)

Stres merupakan suatu keadaan yang dapat disebabkan oleh tuntutan fisik, lingkungan, dan situasi sosial yang tidak terkontrol. Stres dapat menimbulkan penyakit jika tidak ditangani dengan baik, Jika stress dialami oleh seseorang maka ini akan berpengaruh pada kehidupannya begitu juga dengan mahasiswa, maka akan berdampak pada progress pendidikan yang sedang dijalaninya bahkan jika stress terlalu berat dapat memicu gangguan memori, konsentrasi,penurunan kemampuan penyelasaian masalah,dan kemampuan akademik bahkan sampai berperilaku negatif,seperti merokok, alkohol, tawuran, seks bebas bahkan penyalahgunaan NAPZA, (Rana et al., 2019).  Stress bisa dikelola dengan baik maka akan berdampak positif, yaitu berupa peningkatan kreativitas dan memicu pengembangan diri,selama stress yang dialami masih dalam batas kapasitas individu. Stres tetap dibutuhkan untuk pengembangan diri mahasiswa, (Ambarwati et al., 2019).

Menurut Lazarus dan Folkman (1984) stress berhubungan erat dengan interaksi manusia dengan lingkungannya, oleh sebab itu stress dianngap sebagai hubungan yang erat antara individu dan lingkungannya, jika stress meningkat akan menyebabkan pikiran menjadai kacau dan bisa merusak tatanan kehidupan individu tersebut jika tidak bisa di control dengan baik, (Gamayanti et al., 2018).

Stres muncul akibat adanya Stressor, ini dirasakan mampu melebihi kapasitas dan kemampuan individu dan dapat dianggap sebagai ancaman bagi individu tersebut. Gejala stress muncul berupa gejala fisik yaitu gangguan tidur, selera makan menurun, gejala emosional berupa merasa gelisah, perubahan suasana hati, cemas dan tidak memiliki semangat dalam melakukan aktivitas, tidak focus pikiran menjadi kacau, (Gamayanti et al., 2018).

Mengatasi dan mengurangi stress dapat dilakukan berbagai teknik  secara tepat. Lazarus dan Folkman (1984) meyatakan bahwa untuk mengurangi stress individu harus memahami apa yang menjadi penyebab stress dan situasi apa yang bisa menimbulkan stress, dan salah satu upaya agara mampu memahami stress yang dialami adalah dengan cara membuka diri atau yang disebut dengan self disclosure, (Gamayanti et al., 2018).

Self disclosure merupakan keterbukaan diri yang dianggap mampu mengurangi stress dengan cara mengkomunikasikan dengan orang lain dampaknya seseorang akan merasakan lega ketika semua perasaan negative mampu diunkapkannya, (Gamayanti et al., 2018)

 Proses pembelajaran daring yang dilakukan saat pandemic covid ini menuai berbagai macam respon pada mahasiswa, ada respon yang positif dan ada pula respon negative. Menurut Hasil penelitian yang dilakukan Fakultas Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret pada Tahun 2020 tentang pengalaman Mengajar selama Daring menujukkan bahwa tingkat stress yang dialami mahasiswa dalam pembelajaran daring sebesar 100 % mahasiswa mengeluh tidak stress, (Sebelas et al., 2020) untuk itu tujuan dalam penelitian untuk menlihat gambaran tingkat stress  pada mahasiswa dalam proses pembelajaran melalui Daring.

 

Pada penelitian ini design penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Populasi penelitian ini adalah sebanyak 140 orang dengan sampel sebanyak 47 responden mahasiswa Institusi Kesehatan Helvetia.Waktu Penelitian dilakukan pada bulan April Mei Tahun 2020.Tempat penelitian di Inkes Helvetia Medan.Penelitian ini terlbih dahulu mendapatkan surat persetujuan penelitian dari LPPM STIkes Murni Teguh Medan, kemudian mengajukan permohonan izin penelitian ke InKes Helvetia Medan dan menyebarkan informed consent kepada responden. Instrument penelitian ini menggunakan quisioner dalam bentuk google form yang mengacu pada pengukuran stres menurut Perceived Stress Scale (PSS-10)  dengan kategori stres ringan (total skor 1-14), stres sedang (total skor 15-26) dan  stres berat (total skor >26). Pembagian instrumen ini disebarkan melalui online kepada responden.

 


Siswa Stress Akibat Pembelajaran Daring Selama Pandemic Covid-19 Siswa Stress Akibat Pembelajaran Daring Selama Pandemic Covid-19 Reviewed by syahrulmubarok on Februari 07, 2021 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.