banner image

SANTRI & PUISI



Hai, Santri!

Dekat dan hiduplah kalian dengan puisi karena kehidupan pesantren itu sudah amat puitis. Memang, tidak semua orang harus menulis puisi, apalagi sampai harus menjadi penyair, tidak harus, tapi kalian tetap harus membaca dan/atau menghargai puisi.

Ingatlah imam-imam mazhab itu! Puisi-puisi Imam Malik dan Imam Syafii bahkan terbukukan ke dalam (diwan) antologi puisi. Ingatlah anugerah burdah untuk Ka’ab dari sang Nabi, itu disebabkan oleh puisi. Ingatlah disiplin-disiplin ilmu keagamaan di madrasah yang diajarkan melalui nazam, itu tak lain daripada “puisi 'ilmi". Ingat pula madah dan shalawat, hampir semua berwujud puisi. Alquran dan hadis memang bukan puisi, tapi ia sangat puitis. Nyaris semua ajaran dalam lingkaran keislaman pastilah berhubungan dengan puisi.

Hai, San! Dekatlah dengan puisi. Tanpa kedekatan dengannya, sulit bagi murid/santri untuk terlatih tegar saat berada di dalam ketegangan (tension), di dalam melihat yang tunggal dan taksa, di antara yang hakiki dan majazi. Ingatlah, santri atau bahkan muslim secara umum, akan senantiasa hidup dalam ketegangan ini.

Kalian itu, San, tidak perlu khawatir untuk membaca puisi atau menjadi penyair hanya karena diwanti-wanti Alquran di tiga ayat terakhir Surah As-Syu'ara'. Jangan hanya terpaku pada seruan umum, tapi mari perhatikan yang dikhususkan darinya: penyair-penyair saleh, penyair beneran, mereka yang diperkecualikan itu. Lagi pula, wibawa penyair di masa lalu sudah sangat berbeda dengan status mereka di masa sekarang. Penyair di zaman itu sangat berpengaruh ucapannya sehingga rentan memprovokasi hal-hal yang tidak benar demi uang dan kepentingan derajat sosial. Di zaman sekarang, yang sangat berbahaya itu bukan lagi penyair, melainkkan 'buzzer' dan media. Merekalah yang sesungguhnya rentan menjadi "suara yang tidak menyuarakan suara".

Hai, Santri! Mari kita kembali belajar membaca, menyusun, dan mencintai puisi supaya kalian tidak ngamukan atau malah terlalu lugu sehingga sangat mudah diperdayai. Santri tidak boleh lugu, tapi boleh lucu. Santri harus puitis, baik saat mereka menjadi pulitisi maupun pulisi. Santri adalah puisi itu sendiri.

#harisantri
#harisantrinasional
SANTRI & PUISI SANTRI & PUISI Reviewed by syahrulmubarok on Oktober 22, 2019 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.